Kamis, 31 Oktober 2013
Tahapan dalam SCM
Untuk mencapai supply chain yang terintregasi terdapat beberapa tahapan,diantaranya yaitu :
a. Tahap 1:
Baseline (Dasar)
Posisi dari kebebasan fungsional yang lengkap di mana masing-masing fungsi bisnisseperti produksi dan pembelian melakukan aktivitas mereka secara sendiri-sendiri danterpisah dari fungsi bisnis yang lain.
b.Tahap 2:
Integrasi FungsionalPerusahaan telah menyadari perlu sekurang-kurangnya ada penggabungan antara fungsi-fungsi yang melakukan aktivitas hampir sama, misalnya antara bagian distribusi danmanajemen persediaan atau pembelian dengan pengendalian material.
c.Tahap 3:
Integrasi secara internalDiperlukan pengadaan dan pelaksanaan perencanaan kerangka kerja end-to-end.
d.Tahap 4:
Integrasi secara eksternalIntegrasi supply chain yang sebenarnya dengan konsep menghubungkan dan koordinasiyang dicapai pada Tahap3, yang diperluas dengan bagian supplier dan pelanggan.
Rabu, 30 Oktober 2013
Pentingnnya Manajemen Operasional dan Tugas seorang manajer Operasional
Pentingnya Manajemen Operasional
1. MO merupakan salah satu fungsi utama yang harus ada di semua jenis organisasi sehingga apabila akan mengelola organisasi maka mau tidak mau harus mempelajari konsep MO.
2. Dengan mempelajari MO, kita dapat mengetahui seluk beluk dan berbagai hal yang berkaitan dengan cara memproduksi barang maupun jasa
3. Dengan mempelajari MO, kita dapat memahami dan mengerti dengan benar apa yang seharusnya dilakukan oleh manajer operasional. penting sekali untuk dipelajari. Hal ini dapat diartikan efektifitas dan efisiensi MO
4. Karena MO merupakan bagian yang paling mahal dalam organisasi, sehingga penting sekali untuk dipelajari. Hal ini dapat diartikan efektifitas dan efisiensi MO akan berdampak besar bagi perusahaan
Tugas Manajer Operasional
1. Desain barang dan jasa.
Keputusan ini menyangkut sebagian besar proses transformasi yang akan dilakukan, dengan kata lain keputusan operasional berikutnya tergantung pada keputusan desain barang dan jasa.
2. Manajemen Kualitas.
Kualitas yang diinginkan konsumen harus ditetapkan, sehingga aturan maupun prosedur untuk mengenali dan memenuhi kualitas tersebut dapat dibakukan.
3. Desain proses dan kapasitas.
Menentukan proses yang akan digunakan dalam kegiatan operasional dan kapasitas yang akan digunakan merupakan hal penting dalam manajemen operasional karena berkaitan dengan berbagai hal.
4. Strategi lokasi. Lokasi yang dipilih untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan baik yang bergerak di sector barang maupun jasa akan sangat menentukan prestasi perusahaan.
5. Strategi layout. Layout atau tata letak akan berdampak pada efisiensi dan efektifitas kegiatan oprasional.
source : http://buana-ilmu3.blogspot.com/
Selasa, 29 Oktober 2013
Perbedaan Definisi Manajemen Operasional dan Produksi
Manajemen Produksi terdiri dari dua kata,
yaitu manajemen dan produksi. Terdapat beberapa pengertian manajemen yang pada
dasarnya adalah usaha untuk mencapai tujuan yang dilakukan dengan cara
mengkoordinasikan kegiatan orang lain melalui perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan.
Manajemen
Operasi adalah serangkaian aktivitas yang menghasilkan nilai dalam
bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Sehingga
manajemen operasi adalah penerapan ilmu manajemen untuk mengatur
kegiatan operasi secara efektif dan efisien. - See more at:
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/pengertian-manajemen-produksi-dan.html#sthash.Cdftuk7d.dpuf
1.
Manajemen Operasi adalah serangkaian
aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah
input menjadi output. Sehingga manajemen operasi adalah penerapan ilmu
manajemen untuk mengatur kegiatan operasi secara efektif dan efisien. - See
more at:
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/pengertian-manajemen-produksi-dan.html#sthash.Cdftuk7d.dpuf
Manajemen Operasi adalah serangkaian
aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah
input menjadi output. Sehingga manajemen operasi adalah penerapan ilmu
manajemen untuk mengatur kegiatan operasi secara efektif dan efisien. - See
more at:
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/pengertian-manajemen-produksi-dan.html#sthash.Cdftuk7d.dpuf
Manajemen Produksi
terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan produksi. Terdapat beberapa
pengertian manajemen yang pada dasarnya adalah usaha untuk mencapai
tujuan yang dilakukan dengan cara mengkoordinasikan kegiatan orang lain
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. - See more at: http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/pengertian-manajemen-produksi-dan.html#sthash.Cdftuk7d.dpuf
Manajemen Produksi
terdiri dari dua kata, yaitu manajemen dan produksi. Terdapat beberapa
pengertian manajemen yang pada dasarnya adalah usaha untuk mencapai
tujuan yang dilakukan dengan cara mengkoordinasikan kegiatan orang lain
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan. - See more at: http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/pengertian-manajemen-produksi-dan.html#sthash.Cdftuk7d.dpufSenin, 28 Oktober 2013
Chevron Beriklan?!
Beberapa hari belakangan ini kita disuguhi iklan yang tidak seperti
biasanya. Iklan yang ditampilkan hanyalah sebuah pencitraan terhadap
sebuah perusahaan yang sudah lama berada di Indonesia. Perusahaan itu
adalah Chevron Indonesia, atau yang dulu dikenal dengan Caltex Pacific
Indonesia dan Unocal Indonesia.
Chevron Indonesia adalah perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia. Kategori usahanya adalah usaha hulu dimana dia mengambil dan mengolah minyak dan gas bumi, kemudian dijual dalam bentuk minyak mentah ke berbagai kilang minyak. Untuk kasus di Indonesia tentunya kebanyakan atau keseluruhan dijual ke kilang milik Pertamina.
Untuk gasnya, sejauh yang saya ketahui, diubah ke bentuk cair dan dikirim lewat kapal untuk digunakan oleh pembelinya. Karena yang saya tahu tidak ada pipa gas langsung ke konsumen dari lapangan Chevron bekas Unocal terdahulu.
Lalu kalau bisnisnya adalah hulu, dimana tidak langsung menjual produknya ke konsumen retail, kenapa Chevron Indonesia beriklan di televisi, koran, bahkan di internet? Berikut adalah cuplikan dari iklan Chevron Indonesia yang ada di koran dan internet.
Bahkan di iklan tersebut ada link website yang diberikan, yaitu www.chevronindonesia.com. Sayangnya link tersebut hanyalah domain kosong yang sebenarnya merefer ke salah satu bagian dari website resmi Chevron yaitu www.chevron.com.
Jika dilihat dari isi iklannya, maka ada empat topik utama yang diusung Chevron dalam iklannya
1. Dukungan terhadap masyarakat sekitar
2. Perlunya inovasi
3. Pemenuhan kebutuhan energi masa depan
4. Komitmen terhadap negara
Dari keempat topik tersebut tidak ada satupun produk maupun layanan yang coba dijual oleh Chevron dalam iklannya. Dalam website resmi Chevron, merk untuk produk mereka dikenal dengan nama-nama Chevron, Texaco, Caltex atau dapat dilihat di sini.
Tidak ada satupun iklan tersebut yang mengarahkan pembaca iklannya untuk membeli salah satu dari produk-produk Chevron dengan ketiga merk di atas.
Jadi untuk apa dia beriklan? Apa karena punya energi Geotermal? Saya rasa tidak juga, karena energi Geotermal tersebut digunakan sebagai tenaga pembangkit listrik dan listrik itulah yang dijual ke konsumen lewat PLN. Jadi lagi-lagi Chevron tidak bersentuhan langsung dengan konsumennya.
Setelah googling dengan keyword "Kenapa Chevron Beriklan" saya mendapatkan link pertama dari googling adalah sebagai berikut :
http://www.copywritingskill.com/index.php?option=com_content&task=view&id=168&Itemid=47
source : http://www.plibaknikmatstrelak.com/index.php/opini/ideas/72-why-do-chevron-indonesia-place-advertise-in-public
Chevron Indonesia adalah perusahaan eksplorasi dan produksi minyak dan gas bumi di Indonesia. Kategori usahanya adalah usaha hulu dimana dia mengambil dan mengolah minyak dan gas bumi, kemudian dijual dalam bentuk minyak mentah ke berbagai kilang minyak. Untuk kasus di Indonesia tentunya kebanyakan atau keseluruhan dijual ke kilang milik Pertamina.
Untuk gasnya, sejauh yang saya ketahui, diubah ke bentuk cair dan dikirim lewat kapal untuk digunakan oleh pembelinya. Karena yang saya tahu tidak ada pipa gas langsung ke konsumen dari lapangan Chevron bekas Unocal terdahulu.
Lalu kalau bisnisnya adalah hulu, dimana tidak langsung menjual produknya ke konsumen retail, kenapa Chevron Indonesia beriklan di televisi, koran, bahkan di internet? Berikut adalah cuplikan dari iklan Chevron Indonesia yang ada di koran dan internet.
Bahkan di iklan tersebut ada link website yang diberikan, yaitu www.chevronindonesia.com. Sayangnya link tersebut hanyalah domain kosong yang sebenarnya merefer ke salah satu bagian dari website resmi Chevron yaitu www.chevron.com.
Jika dilihat dari isi iklannya, maka ada empat topik utama yang diusung Chevron dalam iklannya
1. Dukungan terhadap masyarakat sekitar
2. Perlunya inovasi
3. Pemenuhan kebutuhan energi masa depan
4. Komitmen terhadap negara
Dari keempat topik tersebut tidak ada satupun produk maupun layanan yang coba dijual oleh Chevron dalam iklannya. Dalam website resmi Chevron, merk untuk produk mereka dikenal dengan nama-nama Chevron, Texaco, Caltex atau dapat dilihat di sini.
Tidak ada satupun iklan tersebut yang mengarahkan pembaca iklannya untuk membeli salah satu dari produk-produk Chevron dengan ketiga merk di atas.
Jadi untuk apa dia beriklan? Apa karena punya energi Geotermal? Saya rasa tidak juga, karena energi Geotermal tersebut digunakan sebagai tenaga pembangkit listrik dan listrik itulah yang dijual ke konsumen lewat PLN. Jadi lagi-lagi Chevron tidak bersentuhan langsung dengan konsumennya.
Setelah googling dengan keyword "Kenapa Chevron Beriklan" saya mendapatkan link pertama dari googling adalah sebagai berikut :
http://www.copywritingskill.com/index.php?option=com_content&task=view&id=168&Itemid=47
source : http://www.plibaknikmatstrelak.com/index.php/opini/ideas/72-why-do-chevron-indonesia-place-advertise-in-public
Minggu, 27 Oktober 2013
PERKEMBANGAN MANAJEMEN PRODUKSI dan OPERASI
Perkembangan Manajemen Produksi dan Operasi yang begitu pesat saat ini, didorong oleh faktor-faktor :
1. Perkembangan Alat dan Teknologi
2. Revolusi Industri
3. Perkembangan Ilmu dan Metode kerja, yang mencakup metode ilmiah, dan konsep-konsep yang spesifik seperti model pengambilan
keputusan, ergonomi, Quality management, dll
I. PERKEMBANGAN ALAT dan TEKNOLOGI
Penggunaan alat-alat pengungkit dan roda penggerak sederhana oleh manusia di awal peradaban, merupakan awal dari sejarah Industri.
Tahun 1664 Hargreves menciptakan “ Spinning Jenny “ , yaitu sebuah alat pemintal.Gagasan ini dikembangkan oleh Arkwight dengan menciptakan alat pemintal yang berpenggerak tenaga air, pada tahun 1669. Sedangkan Cromton menciptakan alat tenun yang disebut “Mule “ pada tahun 1779.
Pada abad ini James Watts menciptakan mesin uap. Industri semakin berkembang dengan diciptakannya alat tenun “ bermesin “ oleh Cartwright tahun 1785.
Penemuan-penemuan ini mendorong perkembangan industri di Inggris, yang merupakan tahap awal industrialisasi di dunia.
Teknologi Industri pada saat itu mulai berkembang, dengan adanya peningkatan dan perbaikan. Dimulai oleh Eli Whitney, yang mendapatkan kontrak-kontrak kerja dari pemerintah, mengembangkan parts dan komponen yang dapat saling dipertukarkan, ini terjadi di rentang tahun 1798 – 1800. Usaha menciptakan parts dan komponen ini telah mendorong percepatan perkembangan industri .
Perkembangan industri seperti ini membutuhkan “sebuah kegiatan yang terorganisasi “. Pertama-tama yang perlu dilakukan yaitu pengorganisasian dan perencanaan produksi dan operasi. Kemudian timbulah gagasan pengembangan sistem produksi pabrik, dimana kualitas besi baja mulai diperhatikan dan penggunaan mesin uap meningkat pesat. Dalam periode ini berdiri industri-industri teknik dan alat–alat permesinan, sampai diciptakannya mesin-mesin dengan pembakaran internal, yang kemudian melahirkan produk seperti mobil.
Industri setelah abad 19 mulai mengembangkan metode produksi dan operasi yang efisien dan modern. Ini dimulai dengan usaha Sear Rebuck dalam mengorganissasi operasi penjualan melalui pos di Chicago, Henry Ford dengan industri mobilnya, sedang di Inggris dengan Industri perlengkapan senjata untuk PD I. Inilah awal penerapan standarisasi untuk parts dan Komponen dalam Industri skala besar.
Dengan adanya standarisasi ini, Parts dan komponen dapat dipertukarkan. Henry Ford ( 1913 ) membangun Lini perakitan mobil yang petama, dan dapat dipindah-pindahkan. Pada Lini perakitan seperti ini, dibutuhkan stadarisasi parts dan pekerjaannya dilakukan oleh tenaga spesialis.
Sejak komputer diperkenalkan pada Tahun 1950, banyak produksi dan operasi manufacture, menggunakan komputer antara lain untuk manajemen persediaan, scheduling, pengendalian mutu, dan sistem pembiayaan.
Pada akhir-akhir ini penggunaan teknologi canggih atau modern telah diintegrasikan kedalam industri. Bahkan langkah ini, menjadi alternatif solusi, terhadap tuntutan pasar yang menginginkan kualitas produk yang lebih baik, harga lebih rendah, dan Variatif dan memiliki nilai tambah.
II. REVOLUSI INDUSTRI ( RI )
Pada dasarnya RI merupakan penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Dorongan terbesar terjadinya RI ini saat penemuan mesin uap oleh James Watt’s Th. 1764. Mesin ini menjadi pendorong utama tenaga mesin penggerak pada pertanian pabrik. Percepatan RI terjadi pada tahun 1800 dengan dikembangkannya mesin yang menggunakan bahan bakar dan listrik.
RI di Inggris tidak berdiri sendiri, melainkan suatu proses yang berkaitan dengan berbagai permasalahn sosial ekonomi, budaya dan politik. Revolusi itu sendiri merupakan suatu perubahan dan pembaharuan secara radikal dan cepat pada bidang perdagangan, industri, dan teknik yang terjadi di Eropa, terutama di Inggris pada abad ke-18.
Penemuan mesin–mesin (meski berpenggerak manual) mendorong pemilik bermodal besar untuk memperkerjakan banyak tenaga-tenaga buruh, dan mendirikan gedung-gedung besar. Tempat-tempat kerja buruh yang digunakan untuk berproduksi disebut manufacture. Manufacture-manufacture inilah yang merupakan langkah awal terjadinya proses Industrialisasi.
RI adalah awal dari Industrialisasi di Inggris. Didukung oleh kekayaan alam ( bijih besi, batubara ) industrialisasi berkembang semakin cepat. Perkembangan RI menorong timbulnya produksi dan pemasaran secara massal, mengawali timbulnya gagasan automatisasi, serta menimbulkan pergeseran perkembangan orientasi perekonomian dari produksi barang ke produksi jasa.
Perkembangan industri dalam industrialisasi sebagai dampak RI disebabkan masalah ekonomi khususnya dan kemanusiaan umumnya, yaitu;
1. Bertambahnya penggunaan mesin
2. Efisiensi produksi batubara, besi dan baja
3. Pembangunan Jalur kereta Api, perkembangan alat transortasi dan komunikasi.
4. Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan.
Perkembangan industri di Inggris sangat ditunjang oleh luasnya daerah-daerah koloni yang dikuasai Kerajaan Inggris saat itu, yang sekaligus menjadi daerah-daerah pemasaran yang sangat potensial.
III. PERKEMBANGAN ILMU dan METODE KERJA
Perkembangan Management Produksi dan Operasi ditandai oleh usaha manusia untuk meningkatkan hasil produksi dengan melakukan pembagian kerja (Division of Labor ). Konsepnya, pembagian kerja akan menimbulkan spealisasi, pekerjaan tunggal yang dilakukan berulang-ulang akan menimbulkan peningkatan efisiensi dan produktivitas, yang mulai diperkenalkan oleh Adam Smith, seiring dengan perkembangan industri itu sendiri, muncul konsep-konsep dalam industri manufacture yang lebih spesifik, seperti model-model pengambilan keputusan, Ergonomi, Quality Management, dll
Sabtu, 26 Oktober 2013
Unsur - unsur pokok Manajemen Operasi
Unsur-unsur pokok dalam manajemen operasi dan produksi adalah:
1. Kontinu,
berarti manajemen produksi dan operasi bukan suatu kegiatan yang
berdiri sendiri. Keputusan manajemen bukan merupakan suatu tindakan
sesaat, melainkan tindakan yang berkelanjutan
2. Efektif,
berarti segala pekerjaan harus dilakukan secara tepat dan
sebaik-baiknya, serta mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan
3. Funsi
manajemen, berarti kegiatan manajemen produksi dan operasi memerlukan
pengetahuan yang luas, mencakup planning, organizing, actuating, dan
controling.
4. Efisien,
berarti manajemer produksi dan operasi dituntut untuk mempunyai
kemampuan kerja secara efisien agar dapat mengoptimalkan penggunaan
sumber daya dan memperkecil limbah
5. Tujuan,
berarti berarti kegiatan manajemen produksi dan operasi harus mempunyai
tujuan untuk menghasilkan suatu produk sesuai yang direncanakan.
Jumat, 25 Oktober 2013
Green Supply Chain Management
Green Supply Chain Management sebagai proses menggunakan input
yang ramah lingkungan dan mengubah input tersebut menjadi keluaran yang
dapat digunakan kembali pada akhir siklus hidupnya sehingga menciptakan
Rantai Pasok yang berkelanjutan (Penfield, 2007). Sedangkan menurut
Srivastava (2007), mendefinisikan Green supply chain management sebagai
pengintegrasian pemikiran lingkungan ke dalam Supply Chain Management,
termasuk desain produk, pembelian material dan seleksi pemasok, proses
manufaktur, pengiriman produk akhir ke konsumen dan juga pengelolaan
produk setelah masa manfaatnya Green Supply Chain Management melibatkan
praktek-praktek tradisional manajemen Rantai Pasok, yang
mengintegrasikan kriteria lingkungan, atau masalah keputusan pembelian
barang atau jasa dan hubungan jangka panjang dengan pemasok (Gilbert,
2000). Sebuah Rantai Pasok yang ramah lingkungan bertujuan membatasi
limbah dalam sistem industri guna menghemat energi dan mencegah disipasi
bahan berbahaya ke lingkungan.
Kamis, 24 Oktober 2013
Perbedaan Supply Chain Management Konvensional dengan Green Supply Chain Management
Supply Chain Management Konvensional dengan Green Supply Chain Management berbeda dalam beberapa cara. Pertama, Supply Chain Management Konvensional sering berkonsentrasi pada tujuan ekonomi dan nilai, sedangkan Green Supply Chain Management selain pencapaian tujuan ekonomi dan nilai juga memberikan pertimbangan yang signifikan terhadap ekologis. Supply Chain Management
Konvensional hanya mempertimbangkan efek pertimbangan toksikologis
manusia, dan meninggalkan dampak terhadap lingkungan. Selanjutnya,
mereka sering lebih berkonsentrasi pada pengendalian produk akhir,
sementara memungkinkan efek negatif terjadi selama proses produksi.
Berbeda dengan Green Supply Chain Management yang terpadu dengan ekologis, mengoptimalkan cakupan lingkup Rantai Pasok tidak hanya untuk efek toksikologi manusia, tetapi juga untuk ekologis dampak negatif terhadap lingkungan alam, serta nilai tambah seluruh proses, sehingga dampak ekologis rendah selama tahapan proses di supply chain. Persyaratan ekologis dianggap sebagai kriteria utama untuk produk dan produksi, dan pada saat yang sama perusahaan harus menjamin keberlanjutan ekonomi dengan tetap kompetitif dan menguntungkan.
Kriteria seleksi pembeli dan pemasok pada Supply Chain Management Konvensional, standar dominan yang digunakan adalah harga. Dalam Green Supply Chain Management, tujuan ekologis merupakan bagian dari kriteria pemilihan pemasok. Penetapan kriteria ekologis dalam praktek memerlukan evaluasi pemasok secara hati-hati, berdasarkan hubungan yang berorientasi jangka panjang. Pembinaan terhadap pemasok biasanya memakan waktu yang lama dan hanya jumlah pemasok yang sangat terbatas yang memenuhi kriteria yang ditetapkan saja yang dipilih.
Salah satu persepsi awal tentang memperkenalkan produk ramah lingkungan ke pasar adalah bahwa produk akan mengakibatkan biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang konvensional. Namun, temuan baru-baru ini menunjukkan bahwa inovasi dan perencanaan yang optimal dapat secara dramatis mengurangi biaya dalam banyak kasus. Tabel 1, merangkum perbedaan utama antara Supply Chain Management Konvensional dan Green Supply Chain Management.
Berbeda dengan Green Supply Chain Management yang terpadu dengan ekologis, mengoptimalkan cakupan lingkup Rantai Pasok tidak hanya untuk efek toksikologi manusia, tetapi juga untuk ekologis dampak negatif terhadap lingkungan alam, serta nilai tambah seluruh proses, sehingga dampak ekologis rendah selama tahapan proses di supply chain. Persyaratan ekologis dianggap sebagai kriteria utama untuk produk dan produksi, dan pada saat yang sama perusahaan harus menjamin keberlanjutan ekonomi dengan tetap kompetitif dan menguntungkan.
Kriteria seleksi pembeli dan pemasok pada Supply Chain Management Konvensional, standar dominan yang digunakan adalah harga. Dalam Green Supply Chain Management, tujuan ekologis merupakan bagian dari kriteria pemilihan pemasok. Penetapan kriteria ekologis dalam praktek memerlukan evaluasi pemasok secara hati-hati, berdasarkan hubungan yang berorientasi jangka panjang. Pembinaan terhadap pemasok biasanya memakan waktu yang lama dan hanya jumlah pemasok yang sangat terbatas yang memenuhi kriteria yang ditetapkan saja yang dipilih.
Salah satu persepsi awal tentang memperkenalkan produk ramah lingkungan ke pasar adalah bahwa produk akan mengakibatkan biaya produksi yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang konvensional. Namun, temuan baru-baru ini menunjukkan bahwa inovasi dan perencanaan yang optimal dapat secara dramatis mengurangi biaya dalam banyak kasus. Tabel 1, merangkum perbedaan utama antara Supply Chain Management Konvensional dan Green Supply Chain Management.
Tabel 1. Perbedaan Supply Chain Management Konvensional
dan Green Supply Chain Management.
Karakteristik | SCM Konvensional | Green SCM |
---|---|---|
Tujuan & Nilai-nilai | Ekonomis | Ekonomis & Ekologi |
Optimasi Ekologi | Dampak terhadap ekologi tinggi |
Pendekatan terpadu Dampak terhadap ekologi rendah |
Kriteria Seleksi Pemasok | Harga Hubungan Jangka Pendek |
Aspek Ekologi dan Harga Hubungan Jangka Panjang |
Biaya & Harga Jual | Biaya Produksi Murah Harga Jual murah |
Biaya Produksi Murah Harga Jual kadang-kadang mahal |
Kecepatan & Fleksibilitas | Tinggi | Sedang |
Rabu, 23 Oktober 2013
Perkembangan Supply Chain Management di Indonesia
Supply chain manajemen atau manajemen rantai suplai merupakan koordinasi antara sumber daya, informasi dan keuangan yang secara struktural bertujuan untuk menghasilkan produk dan kemudian disampaikan kepada konsumen. Rantai suplai ini merupakan susunan jaringan yang rumit dari hubungan dari perusahaan untuk mempertahankan dengan rekan bisnisnya untuk mendapatkan sumber produksi dalam menyampaikan produk hasil jadi kepada konsumen.
Tujuan yang hendak dicapai dari setiap rantai suplai adalah untuk memaksimalkan nilai yang dihasilkan secara keseluruhan (Chopra, 2001). Rantai suplai yang terintegrasi akan meningkatkan keseluruhan nilai yang dihasilkan oleh rantai suplai tersebut dalam hal untuk menghasilkan produk.
Manajemen suplai rantai setidaknya harus memperhitungkan isu permasalahan :
1. Distribusi Konfigurasi Jaringan yang meliputi jumlah dan lokasi supplier, fasilitas produksi, pusat distribusi, gudang dan pelanggan.
2. Strategi Distribusi: Sentralisasi atau desentralisasi
3. Informasi: Sistem terintregasi dan proses melalui rantai suplai untuk membagi informasi berharga, perkiraan, inventaris dan transportasi dsb.
4. Manajemen Inventaris: kuantitas dan lokasi dari inventaris termasuk barang mentah, proses kerja, dan barang jadi.
5. Aliran dana dan manajemen keuangan yang baik.
Selama ini perkembangan supply chain di Indonesia sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yg begitu cepat dalam konteks globalisasi yang ini menuntut praktek atau aplikasi Supply Chain Management (SCM) harus ikut memantau beberapa sumber pengetahuan dari institusi yg kompeten dan fokus pada bidang ini. Indonesia sebagai Negara yang seang berkembang telah mengaplikasikan apa yang terstruktur dalam praktek supply chain management. Hal ini dapat dilihat indikasinya dalam beberapa tahun terakhir bukan di tahun 2008, perdagangan Indonesia tumbuh sehat dalam berbagai sisi. Peningkatan produktivitas hasil produk juga terus meningkat dan permintaan dari konsumen juga terus naik, misalnya saja di bidang transportasi.
source : http://yuliantisetyowulandari.blogspot.com/2008/05/crm-perkembangan-scm-di-indonesia.html
Selasa, 22 Oktober 2013
Manfaat SCM bagi perusahaan
Manfaat SCM
Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.
1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat tidak langsung. Secara umum, manfaat langsung dari penerapan SCM bagi perusahaan adalah :
1. SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.
2. SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut. Dalam hal ini fungsi pemasaran yang akan berperan. Melalui pelaksanaan SCM, pemasaran dapat mengidentifikasi produk dengan karakteristik yang diminati konsumen. Selanjutnya fungsi ini harus mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan konsumen tersebut dan mengkomunikasikan kepada perancang produk. Apabila seleksi rancangan produk sudah dilakukan dan dilakukan pengujian maka produk dapat diproduksi. Sehingga SCM akan berperan dalam memberikan manfaat seperti point 1 tersebut.
Ditinjau dari segi ongkos, masing-masing fungsi di atas berkaitan
dengan ongkos, yaitu:
1. Fungsi pertama berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yakni ongkos material, ongkos penyimpanan, ongkos produksi, ongkos transportasi, dan sebagainya.
2. Fungsi kedua berkaitan dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh rantai supply chain
Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkosmarkdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost
Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkosmarkdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost.
Secara umum penerapan konsep SCM dalam perusahaan akan memberikan manfaat yaitu (Jebarus, 2001) kepuasan pelanggan, meningkatkan pendapatan, menurunnya biaya, pemanfaatan asset yang semakin tinggi, peningkatan laba, dan perusahaan semakin besar.
1. Kepuasan pelanggan. Konsumen atau pengguna produk merupakan target utama dari aktivitas proses produksi setiap produk yang dihasilkan perusahaan. Konsumen atau pengguna yang dimaksud dalam konteks ini tentunya konsumen yang setia dalam jangka waktu yang panjang. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
2. Meningkatkan pendapatan. Semakin banyak konsumen yang setia dan menjadi mitra perusahaan berarti akan turut pula meningkatkan pendapatan perusahaan, sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
Keenam manfaat yang sudah dijelaskan seperti tersebut di atas merupakan manfaat tidak langsung. Secara umum, manfaat langsung dari penerapan SCM bagi perusahaan adalah :
1. SCM secara fisik dapat mengkonversi bahan baku menjadi produk jadi dan mengantarkannya kepada konsumen akhir. Manfaat ini menekankan pada fungsi produksi dan operasi dalam sebuah perusahaan. Dalam fungsi ini dilakukan penggunaan dari seluruh sumber daya yang dimilki dalam sebuah proses transformasi yang terkendali, untuk memberikan nilai pada produk yang dihasilkan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan dan mendistribusikannya kepada konsumen yang dibidik.
2. SCM berfungsi sebagai mediasi pasar, yaitu memastikan apa yang dipasok oleh rantai suplai mencerminkan aspirasi pelanggan atau konsumen akhir tersebut. Dalam hal ini fungsi pemasaran yang akan berperan. Melalui pelaksanaan SCM, pemasaran dapat mengidentifikasi produk dengan karakteristik yang diminati konsumen. Selanjutnya fungsi ini harus mampu mengidentifikasi seluruh atribut produk yang diharapkan konsumen tersebut dan mengkomunikasikan kepada perancang produk. Apabila seleksi rancangan produk sudah dilakukan dan dilakukan pengujian maka produk dapat diproduksi. Sehingga SCM akan berperan dalam memberikan manfaat seperti point 1 tersebut.
Ditinjau dari segi ongkos, masing-masing fungsi di atas berkaitan
dengan ongkos, yaitu:
1. Fungsi pertama berkaitan dengan ongkos-ongkos fisik, yakni ongkos material, ongkos penyimpanan, ongkos produksi, ongkos transportasi, dan sebagainya.
2. Fungsi kedua berkaitan dengan biaya-biaya survey pasar, perancangan produk, serta biaya-biaya akibat terpenuhinya aspirasi konsumen oleh produk yang disediakan oleh rantai supply chain
Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkosmarkdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost
Ongkos-ongkos ini bisa berupa ongkosmarkdown, yakni penurunan harga produk yang tidak laku dengan harga normal, atau ongkos kekurangan supply yang dinamakan dengan stockout cost.
Senin, 21 Oktober 2013
Faktor - Faktor Manajemen Operasional
Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Operasional
Menurut Higgins (1994)Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Operasional adalah:
1. Manajer/Pimpinan
Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh manajer atau pimpinan mempengaruhi dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
2. Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi melalui kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan memainkan bagian penting, karena cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau gagalnya hubungan antar manusia.
3. Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal, sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan minat.
4. Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada organisasi tersebut. Keadaan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi organisasi. Keadaan ekonomi adalah faktor utama. Di lain pihak, ledakan ekonomi dapat mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya menjadi lebih positif.
Menurut Higgins (1994)Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Operasional adalah:
1. Manajer/Pimpinan
Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh manajer atau pimpinan mempengaruhi dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
2. Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi melalui kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan memainkan bagian penting, karena cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau gagalnya hubungan antar manusia.
3. Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal, sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan minat.
4. Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi pada organisasi tersebut. Keadaan ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi organisasi. Keadaan ekonomi adalah faktor utama. Di lain pihak, ledakan ekonomi dapat mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya menjadi lebih positif.
Minggu, 20 Oktober 2013
Management Operasional
Definisi Manajemen Operasional
Yang dimaksud Operasi adalah suatu aktivitas dalam mentransformasikan input – input menjadi output – output yang dapat menambah nilai pada barang atau jasa.
Menurut Anoraga(2009) Manajemen operasional adalah seluruh aktivitas untuk mengatur dan mengkoordinir faktor – faktor produksi secara efektif dan efisien untuk dapat menciptakan dan menambah nilai dan benefit dari produk (barang atau jasa) yang dihasilkan oleh sebuah organisasi.
Render dan Heizer (2005 : 2)mendefinisikan Manajemen Operasional adalah Serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan dan keluaran.
Russel and Taylor (2002) dalam Murdifin Haming (2003 : 17)mendefinisikan Manajemen Operasional adalah Fungsi atau sistem yang melakukan kegiatan proses pengolahan masukan keluaran dengan nilai tambah yang besar.
Menurut Eddy Herjanto (2007) Manajemen operasi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan.
Suryadi Prawirosentono (2001) mendefinisikan Manajemen produksi (operasi) adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan untuk membuat barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain.
Agus Ahyari mengartikan Manajemen operasi merupakan proses kegiatan untuk mengadakan perencanaan,pengorganisasian,pengarahan,pengkoordinasian dari produksi dan proses produksi.
Aquilano (2001) Mendefinisikan Manajemen Operasional sebagai suatu proses perancangan, pengoperasian dan pengembangan dari sistem yang menghasilkan produk atau jasa utama perusahaan.
source : http://jurnal-sdm.blogspot.com/2013/02/manajemen-operasional-definisi-dan.html
Yang dimaksud Operasi adalah suatu aktivitas dalam mentransformasikan input – input menjadi output – output yang dapat menambah nilai pada barang atau jasa.
Menurut Anoraga(2009) Manajemen operasional adalah seluruh aktivitas untuk mengatur dan mengkoordinir faktor – faktor produksi secara efektif dan efisien untuk dapat menciptakan dan menambah nilai dan benefit dari produk (barang atau jasa) yang dihasilkan oleh sebuah organisasi.
Render dan Heizer (2005 : 2)mendefinisikan Manajemen Operasional adalah Serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan dan keluaran.
Russel and Taylor (2002) dalam Murdifin Haming (2003 : 17)mendefinisikan Manajemen Operasional adalah Fungsi atau sistem yang melakukan kegiatan proses pengolahan masukan keluaran dengan nilai tambah yang besar.
Menurut Eddy Herjanto (2007) Manajemen operasi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, dan kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya produksi menjadi keluaran yang diinginkan.
Suryadi Prawirosentono (2001) mendefinisikan Manajemen produksi (operasi) adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari urutan berbagai kegiatan untuk membuat barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan penolong lain.
Agus Ahyari mengartikan Manajemen operasi merupakan proses kegiatan untuk mengadakan perencanaan,pengorganisasian,pengarahan,pengkoordinasian dari produksi dan proses produksi.
Aquilano (2001) Mendefinisikan Manajemen Operasional sebagai suatu proses perancangan, pengoperasian dan pengembangan dari sistem yang menghasilkan produk atau jasa utama perusahaan.
source : http://jurnal-sdm.blogspot.com/2013/02/manajemen-operasional-definisi-dan.html
Sabtu, 19 Oktober 2013
SAP HR Unit 4
SAP HR UNIT 4 :TIME MANAGEMENT
1)
Tiga aktivitas utama dalam time
management:
¨ Recording
¨ Evaluating
¨ Using Working Time
2) Planned Working Time Infotype:
Waktu kerja yang direncanakan
didefinisikan dalam lingkungan bisnis sebagai periode diali bekerja dari strat
untuk mengakhiri waktu, termasuk istirahat. Dengan mendefinisikan waktu kerja
direncanakan untuk karyawan anda, anda menentukan berapa lama mereka harus
bekerja di perusahaan anda setiap hari.
3) Recording Data in
Time Management:
Untuk merekam waktu karyawan di
mySAP ERP HCM manajemen waktu, seperti jam kerja, perjalanan bisnis,
meninggalkan, atau substitusi, anda dapat menggunakan berbagai sistem dan
metode.
4) Work Schedules ---
working time:
Direncanakan waktu karyawan bekerja
diwakili dalam jadwal kerja. jadwal kerja yang dihasilkan dari jadwal kerja
periode dan publik dan kalender libur umum. Jadwal kerja terdiri dari periode
urutan set jadwal pekerjaan sehari-hari
5) Work Schedules:
Elemen sentral dalam manajemen waktu
adalah jadwal kerja karyawan. Yang berisi jadwal kerja yang direncanakan
spesifikasi untuk waktu karyawan bekerja.
6)
Public holiday calendar:
SAP standar R / 3 sistem yang sudah
berisi kalender libur umum. Anda dapat mengubah yang ada dan menentukan hari
libur yang baru dalam daftar libur.
7) Daily work schedule:
Jadwal kerja harian berisi informasi tentang waktu satu hari
kerja termasuk istirahat. urutan dapat mencerminkan waktu kerja reguler dan
variabel. Aturan jadwal kerja meliputi semua spesifikasi yang diperlukan untuk
menentukan jadwal kerja.
8) Recording Time Data
--- negative time management and positive time management:
Negative
: merekam penyimpangan hanya dari jadwal kerja.
Positive : merekam semua kejadian
waktu
9) Required
Infotypes for Negative Time Management:
Di mySAP ERP HCM manajemen waktu,
ada beberapa data master tertentu infotype catatan bahwa anda harus membuat
untuk setiap karyawan. Data waktu manajemen disimpan dalam penggunaan data
master catatan yang sama dengan daerah HCM lain, seperti gaji atau perencanaan
personil dan pembangunan.
10) Types of Time Data:
Penilaian dan imbalan waktu kerja
karyawan didasarkan pada rekaman data waktu . Alternatif anda dapat merekam
penyimpangan dari atau pengecualian untuk jadwal kerja karyawan di tempat
kerja(TMW). Informasi ini kemudian disimpan dalam infotypes yang sesuai.
11) Attendances and Absences:
Kehadiran karyawan dapat menjadi
perjalanan bisnis, partisipasi dalam seminar, jam kerja, atau mengajar kursus
pelatihan. Kehadiran yang masuk di tempat kerja manajer waktu itu menggunakan
data waktu ID yang relevan.
12) Additional Information for
Time Data:
Anda dapat mengatur pembayaran yang
berbeda dalam manajemen waktu infotypes berbagai aplikasi (seperti kehadiran,
absen, dan ketersediaan).
13) Time Manager’s Workplace:
Tempat kerja manajer waktu itu
adalah antarmuka berorientasi tugas untuk menjaga data waktu dan pengolahan
pesan evaluasi.
14) Recording Time Data:
Layar dan fungsi ini dimainkan di
tempat kerja manajer waktu dapat disesuaikan untuk administrator waktu anda
dengan menggunakan profil untuk memenuhi tugas mereka - kebutuhan spesifik.
15) Time Evaluation:
Di mySAP ERP HCM sistem, istilah
"waktu evaluasi" digunakan untuk menggambarkan evaluasi kehadiran
karyawan dan absensi menggunakan rekaman. Sistem waktu front-end perekaman
sering digunakan untuk merekam data aktual.
16) Using Time Recording
Systems:
Cara yang paling umum bagi karyawan
untuk masuk kali mereka sendiri bekerja adalah dengan menggunakan sistem waktu
perekaman. Menggunakan sistem waktu perekaman sangat mengurangi beban pada
département HCM dan pengelola waktu.
17) Time Evaluation Driver:
Evaluasi waktu adalah kinerja dengan
pengatur evaluasi waktu itu RPTIME00 mengevaluasi data waktu karyawan yang
telah dicatat baik pada terminal waktu perekaman atau di infotypes manajemen
waktu.
18) Principle of Time
Evaluation:
Pengatur
evaluasi waktu membandingkan waktu yang sebenarnya direkam dengan spesifikasi
yang direncanakan dari infotype waktu kerja yang direncanakan.
19) Using the Data Determined:
Kerja lembur ditentukan oleh
evaluasi waktu harus diproses sesuai dalam sistem. Sistem yang pertama harus
memutuskan apakah lembur disetujui. Dalam contoh ini dimainkan di atas ada
kehadiran dari kuota yang dapat dikurangkan.
20) What is CATS:
Merupakan karyawan dari
Self-Service. Anda dapat menggunakannya untuk merekam waktu kerja aktual
karyawan individu.
21) Prerequisites for Using
CATS:
¨ Data entry profile: HR kehadiran
masuk dan absen
¨ CATS HR mini-master: ditambah waktu
lembar devaults infotype, jika diperlukan
¨ Authorizations: yang membuat atau
menyetujui data menggunakan CATS
Langganan:
Postingan (Atom)